Kenapa Aku tak boleH jatuh cinta padanya
“Jendral…”
“Kau tahu…”
”Tidak, Jack!!!”
------PletaaaaaK------
Kusambit manusia busuk itu dengan sandal jepit orange merk terkenalku: SWALLOW...
Bunyinya sedap jika berbenturan dengan pipi manusia bodoh yang merasa pintar setelah menjawab sebuah pertanyaan retoris yang berimplikasi memecah kekhusuan orang yang mau curhat (diriku).
”Aku melihatnya lagi hari ini...”
Lanjutku sambil menatap langit-langit kamar koz Jendral yang penuh dengan poster.
Einstein... CHE... HaBiBiE... Pattimura... Hasanuddin... dan Dewi Persik???
Ck.ck.ck.ck.
”Lalu???” tanya Jendral tak acuh.
”Masih di tempat kemarin kita bertemu dengannya...”
Suaraku mulai sendu-sendu romantiz.
YaH,saat-saat seperti inilah Kahlil Gibran memutuskan mengeluarkan album kompilasi berkolaborasi dengan My Chemical Romance.
”Truz???” Jendral masih betah dengan pertanyaan irit air mulutnya.
”Masih tetap semahal kemarin penampilannya. Maksudku... Tanpa Cartier pun leher itu tetap jenjang dan indah!!!”
”Sexy maksud kamu???”
”Tentu saja!!! Tapi kita tidak pernah melihat kaum mereka dengan parameter itu saja kan?”
------PleTaaaaaaK-------
Swallow orangeku disambit kembali dengan sempurna ke pipiku oleh Jendral.
”Kambing kayak lu jangan sok bijak...”
Jendral ngakak.kak.kak.kak...
Heraaaaan..
Apa salahnya dengan kata-kataku? Kita memang jatuh cinta pada kebaikan dan keramahan mereka (inner beauty atau apa gitu istilahnya...). Tapi memangnya siapa yang bisa menolak bonus untuk masa depan kesehatan mata???.
******************
”Dan dia masih seperti kemarin kita melihatnya,Jend...
Selalu tersenyum.Tak pernah ada susah di wajahnya....
Banyak orang menghampirinya seharian...
Idaman gua banget!!! Artinya kan dia punya pribadi yang bagus dan pergaulan yang luas. Mengenal banyak orang. Ramah donk pastinya... Padahal kadang-kadang ada oM-oM yang suka mandang berlebihan kalau ketemu dia. Pengen nabok deH manusia-manusia bau tanah keparat itu!!!”
-------BuuuuuuK--------
Kuhempazkan tinjuku ke guling Jendral yang bentuknya mengkhawatirkan tingkat perekonomian dunia ketiga. Penuh bekas-bekas iLeR dan entahlah cairan najiz lainnya.
”Tidak pernah gua ketemu perempuan seperti itu,Jend...”
Mataku menerawang senduuuuuuu.... yaiiiiiikkkzzz.... Kali ini lagunya Letto menyingkirkan semua soundtrack. Suasana hatiku lagi ngalah-ngalahin sinetron ratusan episodenya Naysila Mirdad.
”Lu liat sendiri dia kemarin, Jend... Cantik… Putih… Tinggi… Langsing… selalu berpakaian matching… Selalu tersenyum…
Tapi pendiam!!!
Tidak seperti cewek-cewek yang berusaha keras berpenampilan mirip dia. Mulut mereka kek nene’ lampiR... ”
”Jend, rasanya aku..........”
--------HeniiiiiiiiiiiiiiiiiiiiinG---------
***************
”Stop, Jack,,, stoooooooooopppp!!!”
Kali ini Jendral berpaling dari buku Medan Elektromagnetik yang dia baca. Gua heran juga kenapa ada orang seperti Jendral yang begitu menyayangi Pak Rasyid. Jendral sudah mengikuti kuliah dosen Medan Elektromagnetik itu 3 kali dan sukses, hatrick E!!!. Kata Jendral, Pak Rasyid begitu membalas perasaannya, jadi tak pernah meluluskannya. Perasaan mereka berdua seperti percikan arus yang mengalir pada solenoid dan menciptakan medan cinta yang searah dengan jarum jam...
(He.he.he. OOT... :-”).
****************
”LU JANGAN BILANG LU JATUH CINTA SAMA DIA,JACK!!!!”
Teriak jendral dramatis, ngalah-ngalahin dramatisirnya akting nangis Nadia Vega dengan kontak lens-nya yang gak penting banget itu. (kontak lens Nadia Vega bukan Jendral. Jendral cukup melarat untuk membuat matanya seabu-abu itu. Lagian Jendral tidak berencana duet nyanyi dan menjadi The next Acha-Irwansyah kayak Nadia. Haduuuuuuuuhhh.. lagi-lagi OOT.. he.he.he.).
****************
”Lu gak usah teriak,Jend... karena memang itu yang ingin gua bilang. GUA JATUH CINTA SAMA DIA!!!”
Teriakku sambil memegang pipi dan masang ekspresi imut yang mengindikasikan bintang sinetron remaja sedang jatuh cinta. Pupil mataku membesar, lubang idung ikut membesar.
Maka Jendral pun sukses pengen muntah liat muka gua yang najiz abieezz.
****************
”Lu gak bisa jatuh cinta sama dia,Bro!!!”
Jendral memegang pundakku. Simpati yang sangat berlebihan dan kutahu tidak tulus.
”Kenapa???” Tanyaku berang.
”Karena dia tidak mungkin bisa menyukai lo!!!”
Kata Jendral sok kalem.
”Gua bukan jeniz laki-laki yang takut nembak karena takut ditolak. Cinta itu bukan Cuma melihat dari jauh. Cinta itu bukan hanya diam. Cinta itu harus diungkapkan. Penolakan itu Cuma efek samping dari kemungkinan khasiat yang dikandung vitamin cinta”.
(Begitulah saran dokter cinta... bila sakit berlanjut, segera hubungi dukun santet.. he.he.he. canda... ^_^).
****************
”okEH!!! Dia tidak mungkin membalas ciuman lu!!!”
”Gua bukan otak mesum kayak lu!!!”
Swallow orange gua lagi-lagi berpindah posisi.
”oK... oK.. oK... gua kasih lu alasan yang paling RASIONAL!!!!” Kali ini Jendral emosi. Ini diindikasikan dengan tangannya yang mencengkeram leher kemejaku.
”APAAAAAA???” Teriakku ngeyeL.
****************
”LU GAK BISA JATUH CINTA SAMA PATUNG MANEKIN DI ETALASE MALL,DODOLLLLL!!!!”.
****************
Jendral teriak paz di depan mukaku. BASAH...
Kutarik kasar tangannya dari bajuku.
”LALU APA SALAHNYA DENGAN ITU???”
Teriakku balik depan mukanya. At least dia juga BASAH...
”Kenapa gua gak boleh jatuh cinta pada manekin di etalase??”
”Bukankah seperti dia yang kita inginkan?
“Perempuan cantik, murah senyum, dan pendiam???”
“Dia tidak akan membanding-bandingkan kamu dengan mantan-mantan pacarnya!!!”
”Dia tidak menyuruhmu menemaninya belanja mengelilingi MaLL 7 putaran kayak thawaf!!!”
”Dia tidak akan menyuruhmu menjemputnya di pagi hari karena dia praktikum pagi. Padahal dia tinggal di Cendrawasih dan kamu di Pettarani!!!”
(info buat yang gak ngerti: Pettarani lebih dekat dengan kampuz. Jadi muter jauh kalau mau ke Cendrawasih dulu baru ke kampuz. Di pagi hari pula.. uuuHHH...).
”Dia tidak akan meneleponmu di tengah malam buta lalu menangis meraung-raung. Hingga kau kira dia hamil (atau something fuckiN Like tHat..). Padahal ternyata Cuma karena ikan di akuariumnya mati”.
“Dan yang paling penting… Dia… Dia…”.
Aku menarik napas setelah mengatakan semua fakta yang kubenci dari wanita-wanitaku selama ini…
”Dan dia tidak mungkin menggoda temanmu yang laki-laki dengan fliRt tipiz-tipiz, seolah teman-temanmu tidak akan memberitahumu...”.
Hah.. hah.. hah.. tak pernah sesemangat ini aku menjelazkan sebuah teori.
******************
Dan Jendral menatapku gamang dan dengan mulut ternganga lebar.
Geleng kiri, geleng kanan, udah kayak boneka mainan di dashboard mobil tampangnya.
Dia mendorongku yang menghalangi jalannya. Lalu berjalan hap..hap..hap... ke arah luar pintu kamar koz, menenteng buku Medan Elektromagnetiknya.
******************
”Heiiiii... mau kemana lu???” Teriakku.
”BetteR gua masuk kuliah Pak Rasyid dan terancam disfungsi otak gara-gara ngitung medan di sekitar toroida. Daripada ngomongin teori gak mutu sama Jomblo keparat semester dua belas kayak lu!!!
LU SAKIT JIWA STADIUM EMPAT, JACK!!!”.
Setelah puas nunjuk2in dan noyor-noyor kepala gua, dia membanting pintu kamar koz-nya.
******************
Ku sambar ransel dan swallow orangeku lalu menyusulnya, sambil teriak-teriak:
”Kau pikir kau lebih waraz dari aku,Jend???
Cuma karena kamu sudah 4 kali ikut kuliahnya Pak Rasyid???
Kau tau...
Tidak ada orang normal yang memasang poster Dewi Persik di samping poster Che Guevara di langit-langit kamarnya!!!
Kau pikir bintang merah ada hubungannya dengan goyang gergaji??? ”
<< Home